Ikutilah Sunnah rasul dengan penuh keimanan, jangan mengerjakan
bid’ah, patuhlah selalu kepada Allah swt dan Rasulnya, janganlah
melanggar. Junjung tinggi tauhid, jangan menyekutukan Allah swt, selalu
sucikan Allah swt, dan jangan berburuk sangka kepadanya. Pertahankanlah
kebenarannya, jangan ragu sedikitpun. Bersabarlah selalu, jangan
menunjukkan ketidak sabaran. Beristiqomahlah dengan berharap kepadanya;
bekerja samalah dalam ketaatan, jangan berpecah belah. Saling
mencintailah, dan jangan saling mendendam.
• Tabir penutup kalbumu tak akan tersibak selama engkau belum lepas dari
alam ciptaan; tidak berpaling darinya dalam keadaan hidup selama hawa
nafsumu belum pupus; selama engkau melepaskan diri dari kemaujudan dunia
dan akhirat; selama jiwamu belum bersatu dengan kehendak Allah swt dan
cahayanya. Jika jiwamu bersatu dengan kehendak Allah swt dan mencapai
kedekatan denganNya lewat pertolonganNya. Makna hakiki bersatu dengan
Allah swt ialah berlepas diri dari makhluq dan kedirian; serta sesuai
dengan kehendaknya tanpa gerakmu; yang ada hanya kehendaknya. Inilah
keadaan fana dirimu; dan dalam keadaan itulah engkau bersatu denganNya;
bukan dengan bersatu dengan ciptaannya. Sesuai Firman Allah swt :”Tak
ada sesuatupun yang serupa dengannnya. Dan dialah yang Maha Mendengar
dan Maha Melihat”
• Anakku! Pertama-tama nasihatilah dirimu, kemudian nasihatilah orang
lain. Perhatikanlah dirimu, jangan mengurusi orang lain, jangan
mengurusi orang lain selama dalam dirimu masih ada sesuatu yang harus
diperbaiki. Sungguh celaka, engkau mengaku tahu cara menyelamatkan orang
lain! Engkau buta, bagaimana dapat menuntun orang lain? Hanya yang
memiliki penglihatan tajamlah yang mampu menuntun umat manusia. Hanya
seorang perenang handallah yang mampu menyelamatkan mereka dari samudera
ganas. Hanya orang yang mengenal Allah swt lah yang dapat mengembalikan
manusia ke jalan-Nya. Seseorang yang tidak mengenal-Nya, bagaimana
dapat menuntun manusia ke jalan-Nya?
• Hai orang-orang yang lalai! Secara terang-terangan engkau menentang
Allah swt. yang Maha Benar dengan bermaksiat kepada-Nya tetapi merasa
aman dari siksa-Nya? Ketahuilah tak lama lagi rasa aman itu akan berubah
menjadi ketakutan, masa luangmu menjadi kesempitan, kesehatanmu menjadi
sakit, kemuliaanmu menjadi kehinaan, kedudukanmu menjadi rendah,
kekayaanmu menjadi kemiskinan. Ketahuilah! Rasa aman dari siksa Allah
‘Azza wa jalla yang akan kau peroleh di hari kiamat sesuai dengan rasa
takutmu kepada-Nya di dunia ini. Sebaliknya, ketakutanmu di hari kiamat,
sesuai dengan rasa amanmu (dari siksa Allah swt ) di dunia.
Sayangnya! Engkau tenggelam di dunia dan terperosok ke lembah kelalaian,
sehingga cara hidupmu seperti hewan. Yang kalian ketahui hanya makan,
minum, menikah dan tidur. Keadaan kalian ini tampak nyata bagi
orang-orang yang berhati suci.
Rasa rakus terhadap dunia, keinginan untuk mencari dan menumpuk-numpuk
harta telah memalingkan kalian dari jalan Allah ‘Azza wa jalla dan
pintu-Nya.
Hai yang ternoda karena ketamakannya, andaikata kau bersama penghuni
bumi bersatu untuk mendatangkan sesuatu yang bukan bagianmu, maka kalian
semua tidak akan mampu mendatangkannya. Oleh karena itu tinggalkanlah
rasa tamak untuk mencari sesuatu ( rezeki ) yang telah ditetapkan
untukmu, maupun yang tidak ditetapkan untukmu. Apakah pantas bagi
seorang yang berakal untuk menghabiskan waktunya memikirkan sesuatu yang
telah selesai pembagiannya….?
• Empat hal berikut menghapus agama kalian :
1. Kalian tidak mengamalkan apa yang kalian ketahui.
2. Kalian mengamalkan apa yang tidak kalian ketahui.
3. Kalian tidak mau mempelajari apa yang tidak kalian ketahui, maka selamanya kalian bodoh.
4. Kalian mencegah orang lain untuk mempelajari apa yang tidak mereka ketahui.
• Kalian menghadiri majelis ilmu hanya untuk mencari jalan keluar bagi
permasalahan duniawi kalian, bukan untuk mengobati penyakit hati. Kalian
tidak mendengarkan nasihat para penceramah, tetapi meneliti kesalahan
mereka, kemudian menghina dan mentertawakannya, kalian juga bermain-main
dalam majelis. Sesungguhnya kalian sedang mempertaruhkan diri kalian
kepada Allah swt yang Maha Agung dan Maha Mulia. Segeralah bertobat,
jamgan mencontoh musuh-musuh Allah ‘Azza wa jalla. Berusahalah untuk
mengambil manfaat dari apa yang kalian dengar.
• Berpuasalah! Tetapi ketika berbuka jangan lupakan faqir miskin.
Berilah mereka sedikit makanan yang kau gunakan untuk berbuka. Jangan
makan sendiri, sebab orang yang makan sendiri dan tidak memberi makan
orang lain, dikhawatirkan kelak akan menjadi miskin dan hidup susah.
Perut kalian kenyang, tetangga kalian kelaparan, tetapi kalian mengaku
sebagai Mukmin. Iman kalian tidaklah sah, jika kalian memiliki banyak
makanan sisa, keluarga kalian telah makan, tetapi kalian tolak seorang
peminta yang berdiri di depan pintu kalian, sehingga ia pergi dengan
tangan hampa.
Jika ini kalian lakukan, ketahuilah, tak lama lagi kalian akan
mengetahui berita kalian, kalian akan menjadi sepertinya, kalian akan
diusir sebagaimana kalian mengusir peminta itu ketika kalian mampu
memberinya.
Sungguh celaka dirimu, mengapa engkau tidak segera bangun dan memberikan
sesuatu yang kau miliki dengan tanganmu sendiri. Andaikata kalian mau
bangun dan memberinya sesuatu, maka kalian telah melakukan dua kebaikan,
yaitu merendahkan diri kepada sang peminta dan berderma kepadanya.
Lihatlah Nabi kita Muhammad saw, beliau berderma kepada peminta, memerah
susu onta dan menjahit pakaian beliau dengan kedua tangan beliau
sendiri. Bagaimana kalian berani mengaku sebagai pengikut beliau saw,
perbuatan beliau saw. Kalian hanya pandai mengaku, tetapi tidak memiliki
bukti….!
• Jika engkau bertemu dengan seseorang, maka yakinilah bahwa dia
lebih baik darimu. Ucapkan dalam hatimu: “Bisa jadi kedudukannya di sisi
Allah swt jauh lebih baik dan lebih tinggi dariku”
Jika bertemu anak kecil, maka ucapkanlah (dalam hatimu): “Anak ini belum
bermaksiat kepada Allah swt, sedangkan diriku telah banyak bermaksiat
kepada-Nya. Tentu anak ini jauh lebih baik dariku.”
Jika bertemu orang tua, maka ucapkanlah (dalam hatimu):
“Dia telah beribadah kepada Allah swt jauh lebih lama dariku, tentu dia lebih baik dariku.”
Jika bertemu dengan seorang yang berilmu, maka ucapkanlah (dalam
hatimu): “Orang ini memperoleh karunia yang tidak akan kuperoleh,
mencapai kedudukan yang tidak akan pernah kucapai, mengetahui apa yang
tidak kuketahui dan dia mengamalkan ilmunya, tentu dia lebih baik
dariku.”
Jika bertemu dengan seorang yang bodoh, maka katakanlah (dalam hatimu):
“Orang ini bermaksiat kepada Allah swt karena dia bodoh (tidak tahu),
sedangkan aku bermaksiat kepada-Nya padahal aku mengetahui akibatnya.
Dan aku tidak tahu bagaimana akhir umurku dan umurnya kelak. Dia tentu
lebih baik dariku.”
Jika bertemu dengan orang kafir, maka katakanlah (dalam hatimu):
“Aku tidak tahu bagaimana keadaannya kelak, bisa jadi di akhir usianya
dia memeluk agama islam dan beramal saleh. Dan bisa jadi di akhir usia,
diriku kufur dan berbuat buruk.”