Perang Salib 1
Pada tahun 490 H/1096 M. sebuah pasukan salib yang dipimpin oleh
komandan Walter dapat ditundukkan oleh kekuatan Kristen Bulgaria.
Kemudian Peter yang mengkomandoi kelompok kedua pasukan salib bergerak
melalui Hungaria dan Bulgaria. Pasukan ini berhasil menghancurkan setiap
kekuatan yang menghalanginya. Seorang sultan negeri Nice berhasil
menghadapinya bahkan sebagian pimpinan salib berkenan memeluk lslam dan
sebagian pasukan mereka terbunuh dalam peperangan ini.
Setahun kemudian yakni pada tahun 491 H/1097 M. pasukan Kristen di
bawah komandan Coldfrey bergerak dari Konstantinopel menyeberangi selat
Bosporus dan berhasil menaklukkan Antioch (Antakia) setelah mengepungnya
selama 9 bulan. Pada pengepungan ini pasukan salib melakukan
pembantaian secara kejam tanpa prikemanusiaan.
Setelah berhasil menundukkan Antioch, pasukan salib bergerak ke
Ma’arrat al-Nu’ man, sebuah kota termegah di Syria. Di kota ini pasukan
Salib juga melakukan pembantaian ribuan orang. Pasukan salib selanjutnya
menuju ke Yerusalem dan dapat menaklukkannya dengan mudah. Ribuan jiwa
muslirn menjadi kurban pembantaian dalam penaklukan kota Yerusalern ini.
“Tumpukan kepala, tangan dan kaki terdapat disegala penjuru jalan dan
sudur kota”. Sejarah telah menyaksikan sebuah tragedi manusia yang
memilukan. Goldfrey selanjutnya menjabat sebagai penguasa atas negeri
Yerusalem. Ia adalah penguasa yang cakap, dan komandan yang bersemangat
dan agresif.
Pada tahun 503 H/1109 M., pasukan salib menaklukkan Tripoli. Mereka
selain membantai masyarakat Tripoli juga membakar perpustakaan,
perguruan dan sarana industri hingga menjadi abu.
Selama terjadi penyerangan di atas, kesultanan Saljuk sedang dalam
kemunduran. Perselisihan antara sultan-sultan Saljuk memudahkan pasukan
salib merebut wilayah-wilayah kekuasaan islam. Dalam kondisi seperti ini
muncullah seorang sultan Damaskus yang bernama Muhammad yang berusaha
mengabaikan konflik internal dan menggalang kesatuan dan kekuatan Saljuk
untuk mengusir pasukan salib. Baldwin, penguasa Yerusalem pengganti
Goldfrey, dapat dikalahkan oleh pasukan Saljuk ketika ia sedang
menyerang kota Damaskus. Baldwin segera dapat merebut kembali
wilayah-wilayah yang lepas setelah datang bantuan pasukan dari Eropa.
Sepeninggal Sultan Mahmud, tampillah seorang perwira muslirn yang
cakap dan gagah pemberani. Ia adalah Imaduddin Zangki, seorang anak dari
pejabattinggi Sultan Malik Syah. Atas kecakapannya, ia menerima
kepercayaan berkuasa atas kota Wasit dari Sultan Mahmud. Belakangan
penguasa Mosul dan Mesopotamia juga berlindung kepadanya. la menerima
gelar Attabek dari khalifah di Bagdad. Ia telah mencurahkan kemampuannya
dalam upaya mengembalikan kekuatan pemerintahan Saljuk dan menyusun
kekuatan militer, sebelum ia mengabdikan diri di kancah peperangan
salib.
Masyarakat Aleppo dan Hammah yang menderita di bawah kekuasaan
pasukan salib berhasil diselamatkan oleh Imaduddin Zangki setelah
berhasil mengalahkan pasukan salib. Tahun berikutnya ia juga berhasil
mengusir pasukan salib dari al- Asyarib. Satu-persatu Zangki meraih
kemenangan atas pasukan salib, hingga ia merebut wilayah Edessa pada
tahun 539 H/1144 M. Dalam pada itu, bangsa Romawi menjalin kekuatan
gabungan dengan pasukan Perancis menyerang Buzza. Mereka menangkap dan
membunuh perernpuan dan anak-anak yang tidak berdosa. Dari sini mereka
melancarkan serangan ke Caesarea. Penguasa negeri ini yakni Abu Asakir
nneminta bantuan pasukan Imaduddin Zangki. Zangki segera mengerahkan
pasukannya dan ia berhasil mengusir kekuatan Perancis dan Romawi secara
memalukan. Wilayah perbatasan di Akra berhasil digrebek hingga menyerah,
demikian pula kota Balbek segera ditaklukkan, untuk selanjutnya
pendudukan kota Balbek ini dipercayakan kepada komandan Najamuddin, ayah
Salahuddin.
Penaklukan Edesa merupakan keberhasilan Zangki yang terhebat. Oleh
umat Kristen Edessa merupakan kota yang termulya, karenanya kota ini
dijadikan sebagai pusat kepuasan. Dalam penaklukan Edessa, Zangki tidak
berlaku kejam terhadap penduduk sebagaimana tindakan pasukan salib.
Tidak seorang pun merasakan tajamnya mata pedang Zangki, kecuali pasukan
salib yang sedang bertempur yang sebagian besar adalah pasukan
Perancis.
Dalam perjalanan penaklukan Kalat Jabir, Zangki terbunuh oleh
tentaranya sendiri. Selama ini Zangki adalah seorang patriot sejati yang
telah berjuang demi membela tanah airnya. Baginya, “pelana kuda lebih
nyaman dan lebih dicintainya dari pada kasur sutra, dan juga suara
hiruk-pikuk di medan peperangan terdengar lebih merdu dan lebih
dicintainya daripada alunan musik”.
Kepemimpinan Imaduddin Zangki digantikan oleh putranya yang bernama
Nuruddin Mahmud. Ia bukan hanya seorang prajurit yang cakap, sekaligus
juga ahli hukum, dan juga seorang ilmuan. Pada saat itu umat Kristen
Edessa dengan bantuan pasukan Perancis herhasil mengalah pasukan muslim
yang bertugas di kota ini dan sekal i gus membanta i nya. N uruddi n
segera mengerahkan pasukannya ke Edessa dan berhasil merebutnya kembali
Sejumlah pasukan Edessa dan para pengkhianat dihukum dengan mata pedang,
sedangkan bangsa Armenia yang bersekutu dengan pasukan salib diusir ke
luar negeri Edesa.